KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID– Masyarakat Desa Oebelo Kecamatan Amanuban Selatan Kabupaten TTS, selama 14 tahun tidak bisa memanfaatkan lahan untuk bercocok tanam. Pasalnya, normalisasi kali Noemuke rusak, sehingga air tidak mengalir melewati pintu irigasi.
Ketua DPRD Provinsi NTT, Emelia Nomleni kepada Timor Express, Jumat (7/2) mengaku, pihaknya mengambil kesempatan berkunjung ke Desa Oebelo Kecamatan Amanuban Selatan untuk melihat langsung pintu air.
“Ternyata selama 14 tahun masyarakat Desa Oebelo tidak dapat bercocok tanam. Karena tidak ada air yang mengalir melewati pintu air irigasi. Kita langsung ke lokasi mencari solusi, agar aliran air bisa dialirkan masuk melalui pintu air untuk jalur irigasi,” jelasnya.
Menurut Emelia, pihkanya telah berkomunikasi dengan pemerintah provinsi untuk mencari solusi normalisasi aliran air agar masuk ke pintu irigasi. Supaya masyarakat dapat memanfaatkan untuk bercocok tanam.
Sementara itu, menyinggung mengenai jalan provinsi, Emelia menjelaskan, jalan provinsi antara ruas jalan Niki-Niki–Oenlasi tepatnya di Patuh terjadi longsor.
“Saya sudah sampaikan ke Kadis PUPR Provinsi NTT untuk menanggapi tetapi belum ditanggapi,” ungkapnys.
Ia menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dinas PUPR TTS dan BPBD Kabupaten TTS yang secara gotong royong menurunkan alat berat ekskavator untuk penanganan awal.
“Saya bersama teman-teman di Dinas PUPR TTS dan BPBD TTS secara gotong royong menurunkan alat berat ekskavator untuk penanganan awal.
Emelia mengaku telah berkoodinasi dengan Sekda NTT, sehingga jika ada dana Belanja Tak Terduga (BTT), bantuan bisa disalurkan ke lokasi longsor.
Terpisah, Plt Kepala Dinas PUPR Provisi NTT, Benyamin Nahak yang dikonfirmasi mengenai penanganan jalan putus akibat longsor di daerah Patuh mengatakan, PUPR menangani segera. “Data sudah ada, kami sedang buat desain dan RAB-nya untuk segera penanganan,“ ujarNahak. (dek/ays)