Kajian Epidemiologis, Harusnya Saat Ini Kota Kupang PPKM Level IV

  • Bagikan

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Sesuai hasil kajian epidemiologi Dinas Kesehatan Kota Kupang terhadap peningkatan kasus Covid-19, seharusnya Kota Kupang saat ini menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level IV. Bukan lagi PPKM Level seperti yang berlaku saat ini.

Hal ini didasarkan pada tren kasus baru Covid-19, yang terus naik secara signifikan, dimana pada Selasa (22/2), terjadi pertambahan kasus baru sebanyak 413 orang. Mirisnya, kasus Covid-19 saat ini didominasi oleh anak usia sekolah. Karena itu, Dinas Kesehatan perlu melakukan tracing dan testing secara baik sehingga tak makin meluas klaster sekolah.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Kota Kupang, Tiurmasari Saragih mengatakan, tren kasus di Kota Kupang menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Pertambahan dimulai dari 60 kasus, lalu 70 kasus sampai 160 kasus, dan data terkini sebanyak 413 kasus.

“Harusnya kita PPKM Level IV, tetapi instruksi Menteri Dalam Negeri yang baru dikeluarkan, Kota Kupang PPKM Level II sampai tanggal 28 Februari nanti,” jelas Tiurmasari saat diwawancarai Selasa (22/2).

Menurutnya, Mendagri menetapkan Kota Kupang pada PPKM Level II, sesuai dengan hasil kajian epidemiologi minggu ke lima tahun 2022, sementara kajian epidemiologi minggu ke-6, Kota Kupang sudah pada posisi Level III, dan sekarang harusnya di PPKM Level IV.

BACA JUGA: Naikkan Status Kota Kupang ke PPKM Level III, Wawali Pelajari Hasil Analisis Epidemiologi

“Jadi karena aturan tersebut dikeluarkan oleh kementerian sehingga kita melihat, apakah nanti Mendagri menetapkan Kota Kupang menerapkan PPKM level berapa,” ungkapnya.

Tiurmasari mengaku, untuk menyikapi situasi saat ini, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kupang, sudah melakukan persiapan dengan menyiapkan rumah sakit, agar ketika terjadi lonjakan kasus dan pasien membutuhkan perawatan, fasilitasnya telah siap.

Menurut Tiurmasari, kecenderungan kasus Covid-19 meningkat pada musim penghujan. Hal ini karena kondisi imun yang menurun karena rentan terhadap batuk-pilek dan penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).

Saat ini, kata Tiurmasari, sampel untuk dikirimkan ke Litbangkes Jakarta, sementara dikumpulkan untuk dicek, apakah dari pertambahan kasus yang naik secara signifikan ini terdapat varian Omicron ataukah tidak. (r2)

  • Bagikan