Bupati Matim Resmikan Sarana Air Minum di Elar Selatan, Tomas: Ini Sebuah Penebusan

  • Bagikan

BORONG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Kerinduan masyarakat Kecamatan Elar Selatan, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), akan kebutuhan air minum akhirnya terjawab. Pemkab Matim tuntas membangun sarana air minum, dan telah diresmikan Bupati Agas Andreas, Selasa (22/2).

Terpantau, acara peresmian pemanfaatan air minum bagi warga masyarakat itu ditandai dengan penandatangan prasasti dan simbolis membuka krain air oleh Bupati Agas, di Wukir, Desa Sangan Kalo. Sebelum itu, berlangsung misa di Gereja Paroki Wukir dipimpin Vikep Borong, Romo Simbon Nama, dan Pastor Paroki, Romo Stanislaus Kamput.

Dalam rangkaian acara peresmian pemanfaatan fasilitas air minum itu, hadir Kepala Dinas PUPR Matim, Yos Marto, dua pimpinan DPRD Matim, Yeremias Dupa dan Bernadus Nuel, Ketua TP-PKK Matim, Ny. Theresia Wisang Agas, Kepala Bidang Cipta Karya, Ivan Mbula, dan Camat Elar Selatan, Kanisius Satal.

Hadir juga Kontraktor Pelaksana PT. CV. Sarana Teknik, Ako Toni, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Anton Dapoto, Kepala Teknik Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Sistem Peyendian Air Minum (SPAM), Paul Bero, sejumlah staf Dinas PUPR Matim, sejumlah kepala desa, tokoh masyarakat (Tomas), tokoh pemuda, dan warga Elar Selatan.

“Puji Tuhan program Sistem Penyediaan Air Minum di Elar Selatan sudah selesai dikerjakan, dan hari ini kita resmikan untuk dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Tentu yang pasti, pembangunan oleh pemerintah itu dilakukan secara bertahap. Sesuai kemampuan keuangan daerah,” ujar Bupati Agas.

Menurut Bupati Agas, air menjadi sumber kehidupan. Unsur utama kehidupan mahluk itu air. Sehingga kebutuhan air itu begitu penting bagi kehidupan manusia. Bagi budaya orang Manggarai, air itu menggambarkan usia manusia. Sehingga Bupati Agas, meminta warga masyarakat di Elar Selatan, harus bisa menjaga sumber air. Salah satunya, tidak boleh merusak hutan.

“Tugas kita semua, harus menjaga sarana air yang sudah dibangun. Jangan merusak, sebab siapa yang merusak fasilitas publik, itu ada akibatnya. Kita juga harus menjaga di sumber mata air. Kalau kita jaga, debit air tetap terpelihara. Disamping itu kita juga mau menghargai ciptaan Tuhan dan menghormati leluhur. Mata air itu diciptakan oleh Tuhan dan dijaga oleh leluhur,” katanya.

Bupati Agas mengatakan, jika tahun 2022 ada 275 sambungan rumah (SR), maka ke depan akan ada pengembangan jaringan dan SR. Sehingga untuk desa sekitar yang belum dilayani, akan ada pengembangan dengan hasil survei yang nanti akan dilakukan oleh pihak Dinas PUPR Matim. Selain itu, ke depan pengelolaan air minum yang sudah dibangun akan dikelola oleh UPTD SPAM Matim.

“Dikelola oleh UPTD SPAM, supaya ada tanggung jawab. Tahun ini yang sudah disambung meteran, dan juga yang belum. Ke depan ada pengembangan Desa Wae Rasan, karena sudah dipasang dop dan tinggal pasang pipa. Juga untuk Desa Gising yang dapat dijangkau. Tapi sebelum itu disurvei dulu oleh Dinas PUPR,” ujar Bupati Agas.

Dalam kesempatan itu, Bupati Agas menyampaikan terima kasih kepada pihak kontraktor pelaksana, yang sudah bertanggung atas kegiatan proyek air minum bersih tersebut. Termasuk pengawasan dari Dinas PUPR. Terima kasih juga kepada tokoh adat atas dukunganya. Kegiatan berhasil dilaksanakan dan tentu memuaskan masyarakat.

Kepala Dinas PUPR Matim, Yos Marto melalui PPK, Anton Dapoto kepada TIMEX menjelaskan, proyek pembangunan SPAM jaringan perpipaan yang diresmikan itu telah menelan biaya sebesar Rp 6.856.542.000. Bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2021, dan dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT. CV. Sarana Teknik. Tuntas pekerjaan dengan progres 100 persen pada Oktober 2021 lalu.

“Kontrak awalnya Juni hingga Desember 2021. Tapi kontraktor selesai lebih cepat pada awal Oktober 2021. Proyek ini juga sudah dilakukan serah terima atau PHO pada Oktober 2021. Setelah PHO, tetap menjadi tanggung jawab kontraktor denga masa pemeliharaan selama satu tahun,” jelas Anton.

Dia menjelaskan, proyek air minum di wilayah kecamatan Elar Selatan itu bersumber dari dua sumber mata air, yakni Wae Lando Manuk di wilayah Desa Golo Linus, dan Wae Liang Kalo di wilayah desa Wae Rasan. Sasaran proyek tersebut untuk tahun 2021, desa Sangan Kalo dan desa Golo Linus. Dimana dengan pembangunan 275 SR.

“Ada dua sumber mata air, yaitu Wae Liang Kalo, dengan debit air saat musim hujan 28 liter per detik. Tapi saat musim kemarau 7 liter per detik. Sementara sumber matai air Wae Lando Manuk, saat musim hujan kapasitas debitnya 25 liter per detik, dan saat kemerau debitnya 6 liter per detik,” ujarnya.

Anton menambahkan, selain pembangunan SR, item lain dari kegiatan pembangunan air minum tahun 2021 di Elar Selatan, yakni pembangunan pipa transmisi utama sepanjang 1.434 meter, transmisi pembagi sepanjang 7.458 meter, dan pipa distribusi sepanjang 15.666 meter.

“Selain itu ada pembangunan tiga reservoar, yakni berkapasitas 50 meter kubik, reservoar kapasitas 100 meter kubik, dan reservoar berkapasitas 8 meter kubik. Selanjutnya pengelolaan air minum ini akan diserahkan ke UPTD SPAM,” sebut Anton.

Tokoh masyarakat (Tomas) Elar Selatan, Thomas Jala, kepada TIMEX mengaku senang dengan selesainya kegiatan pembangunan sarana air minum untuk sejumlah wilayah di Elar Selatan. Tentu program dari Pemkab Matim melalui Dinas PUPR, telah menjawab salah satu kebutuhan masyarakat di wilayah itu. Bagi dirinya, ini sebuah penebusan dari Tuhan melalui Pemkab Matim.

“Air ini hadir sebagai penebusan. Di sini Tuhan itu hadir melalui tangan Pemda Matim. Di sini ada nilai tambah, dengan air orang bisa usaha tanaman apa saja yang dapat meningkatkan ekonomi keluaraga. Benar-benar kami sangat gembira, kami tidak lagi pergi timba air di kali, tapi sumber air sudah dekat rumah. Terima kasih kepada Pemda Matim dan juga kontraktor pelaksana. Tinggal sekarang kami butuh listrik dari PLN,” harap Thomas. (*)

Penulis: Fansi Runggat

  • Bagikan