Teknologi Terkini Ilmu Bedah: Bedah Robotika, Keajaiban Teknologi Abad Ini

  • Bagikan

PESATNYA perkembangan teknologi tidak hanya mempengaruhi dunia bisnis ataupun komunikasi saja, melainkan juga dunia kesehatan. Dampaknya, hal-hal yang sebelumnya tampak mustahil, justru menjadi lumrah berkat teknologi.

Peningkatan yang terjadi di dalam dunia medis tidak hanya terbatas pada obat-obatan dan alat canggih, tetapi juga peningkatan dalam teknik pembedahan. Sebagaimana, kita ketahui, bedah dalam dunia kedokteran merupakan hal yang wajar dilakukan untuk mengatasi berbagai jenis penyakit.

Operasi pembedahan membutuhkan dukungan teknologi dan alat kesehatan yang memadai untuk memudahkan tim medis melakukan serangkaian proses sesuai prosedur berlaku.
Berkat teknologi modern, operasi bedah dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat dengan tingkat keberhasilan tinggi. Bahkan, kini operasi pembedahan dapat dilakukan dengan bantuan robot.

Barangkali Anda bertanya-tanya, bagaimana mungkin operasi dilakukan oleh robot? Pertanyaan ini sangat wajar, mengingat pembedahan bukanlah hal yang main-main. Sebenarnya, bedah menggunakan teknologi robotik bukanlah hal yang mustahil.

Jika pada zaman Mesir kuno, dokter melakukan operasi pembedahan invasif menggunakan peralatan kerja seadanya, di masa kini, Anda dapat menyaksikan betapa pesatnya metode teknologi bedah yang luar biasa, yakni dengan memanfaatkan robot.

Ingat! menggunakan robot bukan berarti operasi dilakukan oleh mesin. Robot hanya membantu memudahkan proses pembedahan. Hadirnya teknologi bukan untuk menggantikan peran dokter atau ahli bedah, melainkan untuk mengoptimalkan penanganan dan efisiensi waktu.

Teknologi Bedah Terkini yang Perlu Anda Ketahui

Kendati hampir sebagian besar negara di dunia masih menerapkan sistem operasi manual, yakni menggunakan alat operasi standar, sejumlah negara maju telah menerapkan metode operasi modern dengan memanfaatkan teknologi canggih.

Beberapa teknologi bedah terkini yang berpotensi menjadi tren di masa depan, meliputi Virtual Reality, Augmented Reality, Bedah Robotika, Minimally Invasive Surgery, Live Diagnostic, dan Artificial Intelligence yang bekerja sama dengan robot bedah.

Virtual Reality merupakan salah satu metode bedah modern yang diperkenalkan pertama kali oleh ahli bedah kanker Dr. Shafi Ahmed pada 2016. Pada metode ini, Dr. Shafi Ahmed menggunakan kamera Virtual Reality selama pembedahan berlangsung.

Hal tersebut merupakan langkah besar lantaran semua orang dapat berpartisipasi secara real time melalui aplikasi khusus ataupun website Virtual Reality. Penggunaan Virtual Reality tidak hanya membuka cakrawala baru dalam dunia kedokteran, tetapi juga meningkatkan pengalaman belajar mengajar.

Dengan menggunakan Virtual Reality, ahli bedah dapat menyiarkan pembedahan secara langsung ke seluruh dunia. Secara tidak langsung hal ini membuka kesempatan bagi mahasiswa kedokteran untuk mempelajari proses pembedahan dan hal-hal yang akan terjadi di ruang operasi.

Selain Virtual Reality, Augmented Reality juga tercatat sebagai metode bedah modern yang tak kalah bagus dan menarik untuk dipelajari. Augmented Reality memungkinkan ahli bedah tidak kehilangan kontak dengan kenyataan.

Augmented Reality sangat efektif membantu petugas medis melaksanakan tugasnya secara efisien dengan tingkat keberhasilan yang tinggi. Augmented Reality dapat membantu ahli bedah menyelamatkan nyawa pasien dengan menekan risiko kegagalan semaksimal mungkin.

Berkat kecanggihan teknologi, Augmented Reality memungkinkan petugas medis berinteraksi dengan jaringan khusus atau organ tubuh pasien dalam ruang 3D terbuka. Hal ini dapat mempercepat proses identifikasi penyakit secara tepat.

Metode lain yang tak kalah diperbincangkan adalah bedah robotika. Metode ini merupakan keajaiban teknologi yang sangat menakjubkan di abad ini. Bahkan, penjualan robotika bedah telah mencapai angka yang fantastis.

Salah satu robot bedah yang paling populer adalah Da Vinci Surgical System. Robot bedah yang telah diperkenalkan sekitar lima belas tahun silam ini ini menunjukkan bahwa perkembangan teknologi di dunia media sangat berkembang pesat.

Cukup banyak fitur yang ditawarkan Da Vinci Surgical System. Salah satunya adalah visi 3D high definition yang memungkinkan pembesaran penampakan gambar. Robot yang sudah dilengkapi dengan sesuai anatomi tangan manusia ini dapat membungkuk dan memutar.

Dengan Da Vinci Surgical System, ahli bedah hanya akan melakukan sejumlah sayatan kecil selama operasi berlangsung. Selain lebih hemat waktu, metode ini memiliki tingkat keakurasian yang tinggi.

Terdapat pula Robot AXSIS yang dikembangkan oleh Konsultan Cambridge untuk mengatasi keterbatasan Da Vinci Surgical System. Robot ini diciptakan dengan kemampuan yang luar biasa dan dapat digunakan dalam bidang oftalmologi, seperti operasi katarak dan bedah lainnya dengan tingkat akurasi tinggi.

Keempat, Minimally Invasive Surgery. Bedah yang juga dikenal sebagai bedah laparoskopik ini merupakan metode yang paling banyak diterapkan dalam dunia kedokteran. Maklum saja, pada metode ini, trauma yang disebabkan bedah terbuka konvensional pada tubuh berkurang secara signifikan. Pasalnya, sayatan ketika bedah berlangsung jauh lebih kecil.

Prosedur pembedahan menggunakan teknologi ini dilakukan dengan bantuan alat canggih yang dinamakan laparoskopik. Ketika pembedahan terjadi, alat ini akan dimasukkan melalui tiga atau empat sayatan seukuran lubang kancing.

Berkat kecanggihan teknologi, metode bedah ini dapat dilakukan menggunakan bedah robotik dengan dokter bedah sebagai pengendali robot melalui sebuah konsol. Selain minim sayatan, bedah laparoskopik dapat dimanfaatkan untuk keperluan diagnostik.

Kelima, 3D Printing dan Simulasi Dalam Perencanaan Pra-Operasi dan Pendidikan. Sebagaimana diketahui, operasi pembedahan sangatlah rumit, menghabiskan banyak waktu, dan berisiko tinggi sehingga membutuhkan perencanaan matang.

Berkat adanya teknologi 3D printing, petugas medis akan terbantu dalam merencanakan prosedur bedah terbaik dalam ruang kompleks. Contoh penerapan metode bedah ini dilakukan oleh seorang dokter di Uni Emirat Arab pada 2016.

Untuk pertama kalinya dokter tersebut menggunakan teknologi 3D Printing untuk merencanakan prosedur bedah tumor kanker dari ginjal wanita 42 tahun. Dengan bantuan 3D Printing, tim medis berhasil merencanakan operasi dengan baik dan mengurangi waktu hingga satu jam penuh.

Teknologi yang telah dikenal luas di dunia pendidikan kedokteran ini dianggap sebagai alternatif terbaik untuk melihat secara langsung bagian tubuh manusia. Bahkan, seorang dokter di University of Rochester Medical Center (URMC) telah memanfaatkan 3D Printing untuk menciptakan organ buatan yang dapat dilihat, dirasakan, dan berdarah layaknya organ sungguhan.

Selain kelima metode bedah di atas, masih ada metode lain yang tak kalah canggih, seperti Live Diagnostic dan Artificial Intelligence. Metode Live Diagnostic sangat berguna untuk mendeteksi kanker tahap. Dengan metode ini, perkembangan sel kanker dapat dicegah secara optimal.

Sementara Artificial Intelligence digadang-gadang sebagai sistem teknologi mendalam yang memungkinkan terjadinya diagnosa penyakit dan kelainan kesehatan lainnya. Dengan Artificial Intelligence, ahli bedah akan dimudahkan dalam mengambil keputusan sulit selama merancang prosedur bedah sehingga dapat meminimalisasi risiko yang ada.

Secara tidak langsung, teknologi canggih telah memberikan warna baru dalam dunia medis. Tidak hanya membantu para dokter dan ahli bedah melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal ini juga memberikan harapan baru pada pasien untuk percaya bahwa teknologi mampu mengatasi penyakit dan berbagai hambatan yang ada.

Singkatnya, teknologi canggih telah menciptakan harapan baru bagi pasien untuk sembuh dan meraih kehidupan yang lebih layak. (*)

*) Dokter di RS Tk. IV 09.07.04 Atambua, Kabupaten Belu

  • Bagikan