Usul Frans Seda Pahlawan Nasional, Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah Himpun Dukungan

  • Bagikan
DUKUNG FRANS SEDA PAHLAWAN NASIONAL. Suasana rapat Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) NTT dalam rangka usulan calon pahlawan nasional Frans Seda di Ruang Rapat Setda NTT, Selasa (21/2). (FOTO: RESTI SELI/TIMEX)

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID- Almarhum Franciscus Xaverius Seda atau biasa dikenal dengan Frans Seda diusulkan kembali menjadi Pahlawan Nasional Indonesia. Tahun 2012 lalu pernah diusulkan namun tidak berproses hingga final. Kini proses pengusulan mulai dilakukan kembali oleh pengusul yang dipimpin Philip Gobang dan dukungan dari Pemprov NTT melalui Dinas Sosial.

Tahapan pengusulan ini mulai dibahas dalam Rapat Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Tingkat Provinsi NTT dalam rangka Usulan Calon Pahlawan Nasional Frans Seda di Ruang Rapat Asisten I Setda NTT, Selasa (21/2). Berbagai elemen masyarakat memberi dukungan dengan harapan proses pengusulan agar dipercepat sesuai mekanisme yang berlaku. Terutama naskah akademik yang menjadi penyebab gagalnya usulan pertama 2012 silam.

Asisten I Setda NTT, Erni Usboko mengatakan, sejauh ini, NTT baru memiliki tiga pahlawan nasional. Yakni W.Z Yohanes, Herman Yohanes dan Izaak Huru Doko. Sehingga, NTT akan kembali mengusulkan satu calon untuk menjadi pahlawan nasional yakni Frans Seda yang telah berjasah sejak zaman penjajahan hingga masa reformasi.

"Menjadi seorang pahlawan nasional tentu melalui berbagai tahapan yang harus diuji berkaitan dengan pergerakan maupun jasa atau kontribusi yang telah diberikan," tuturnya.

Erni menyebut, Frans Seda telah berjasa bagi NTT bahkan secara nasional. Salah satu contoh, Frans berhasil menurunkan inflasi dari 600an persen menjadi 9 persen hanya dalam waktu dua tahun. Selain itu, Frans Seda yang menduduki beberapa posisi penting di pemerintahan mulai dari Presiden Soekarno hingga Abdurahman Wahid itu telah berjasa dalam bidang lainnya.

Erni melanjutkan, sebelumnya pada tahun 2012 telah mengusulkan Frans Seda sebagai pahlawan nasional, namun karena masih terkendala pada dokumen akademik, maka harus dikembalikan dan dipenuhi kembali.

"Ada prosedur untuk menjadi pahlawan nasional. Kalau sudah punya dokumen akademik kuat, maka kita menyiapkan administrasi agar dapat terselesaikan dengan baik. Tanggal 31 Maret nanti paling lambat kita harus usulkan," tegas Erni.

Karena itu, melalui SK Gubernur, maka telah ditunjuk tim peneliti dan pengkaji untuk mengkaji dari sisi praktis empiris agar tercatat dengan baik.

Kepala Dinas Sosial Provinsi NTT, Yosef Rasi menyampaikan, tim pengkaji yang terdiri dari Philip Gobang dan Bona Beding, yang mana mewakili masyarakat NTT di Jakarta yang mengusulkan Frans Seda sebagai calon pahlawan nasional. Tim akan melihat secara rinci seluruh dokumen dan sejarah perjalanan Frans Seda. Kemudian, disampaikan kepada Gubernur NTT lalu diteruskan dan dinilai oleh tim pusat, dan akan diproses oleh Kementerian Sosial.

"Jika memenuhi syarat, maka 10 November nanti akan diumumkan pahlawan nasional Frans Seda. Dan yang akan menerima tanda tersebut adalah ahli warisnya didampingi oleh Pemerintah Provinsi NTT," ucap Yosef.

Ketua Tim Peneliti, Philip Gobang memaparkan riwayat hidup Frans Seda yang telah berjasa bagi NTT dan Indonesia, diantaranya pernah menjadi penasehat ekonomi di era Presiden B. J Habibie dan untuk Wakil Presiden Megawati Soekarno Putri, Anggota Laskar Kebangkitan Rakyat Indonesia Sulawesi (1945-1946), Ketua Seksi Penerangan Kongres Pemuda Indonesia (1950), Penasehat Ekonomi Gubernur Militer Nusa Tenggara, Denpasar, Bali (1956). Selain itu Pendiri dan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya (1960-1964), Ketua Partai Katolik Indonesia (1961-1968), Menteri Pertanian dan Perkebunan Kabinet Kerja IV dan Dwikora I, II, III (1963-1966), Menteri Keuangan Ampera I dan II (1966-1967,1967-1968), Menteri Perhubungan dan Pariwisata Kabinet Pembangunan I (1968-1973), Duta Besar Indonesia Untuk Belgia dan Lexembourg dan Masyarakat Ekonomi Eropa (1973-1976), Ketua Bidang Dana Komite Olahraga Nasional Indonesia (1980-1982) dan masih banyak lagi jasa Frans Seda dalam berbagai bidang.

"Untuk itu, kami mewakili masyarakat NTT mengajukan usulan kembali calon pahlawan nasional Frans Seda dan saat ini sudah ada tim yang menulis biografinya," tuturnya.

Peserta rapat, Ketua Kerukunan Keluarga Besa Maumere (KKBM) Kupang Agus Bajo pada kesempatan itu mendukung tim pengusul yang telah memproses kembali usulan tersebut. Dirinya mengharapkan dukungan dari semua pihak terutama Pemprov NTT sehingga proses usulan kali ini bisa sukses.

"Dukungan dari semua kita, terutama kerja keras dari tim mempersiapkan naskah akademik yang pada pengusulan pertama 2012 lalu gagal, kali ini tidak gagal lagi sehingga proses selanjutnya tidak ada kendala lagi hingga diusulkan ke Presiden melalui Kemensos," kata Agus Bajo yang berasal dari satu daerah degan Frans Seda itu.

Sementara itu Ketua HMI Cabang Kupang Idharsyah Termanu Dasi memberi catatan kritis atas upaya memperjuangkan Frans Seda menjadi pahlawan. "Yang harus dipikirkan adalah bagaimana setelah Bapak Frans Seda menjadi pahlawan. Jangan sampai tidak ditindaklanjuti sehingga tidak memberi manfaat terutama bagi generasi muda penerus pembangunan bangsa," kata Idharsyah seraya menambahkan, dukungan kepada tokoh yang dikenal sangat toleran ini pasti akan diberikan oleh semua anak bangsa. Bukan hanya dari NTT tetapi juga dari daerah lain karena jasa-jasa Frans Seda yang sangat berharga untuk Bangsa Indonesia.

Namun, baginya yang paling penting adalah bagaimana membuat generasi penerus pembangunan mewarisi nilai-nilai kepahlawanan, semangat dan spirit perjuangan dalam mengisi pembangunan.

Usulan tersebut mendapat dukungan dari berbagai perwakilan yang hadir dalam rapat tersebut. Diantaranya Forkopimda NTT, Dinas Kebudayaan Provinsi NTT, Karo Hukum Setda NTT, Akademisi, Veteran, Media, Keuskupan Agung Kupang, FKUB, MUI, Muhammadiyah, Sinode dan HMI, GMKI dan pihak terkait lainnya. (cr1/ito)

  • Bagikan