Pipa Putus di Medan Sulit, UPTD SPAM Matim Nonaktifkan Ratusan Pelanggan

  • Bagikan
MEDAN SULIT. Kondisi pipa air Wae Buang yang putus tepat berada di tebing. Butuh penanganan khusus karena medannya sulit. (FOTO: Dok. UPTD SPAM)

BORONG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Pihak Unit Pelaksana Teknis Daerah Sistem Penyediaan Air Minum (UPTD SPAM) Kabupaten Manggarai Timur (Matim), terpaksa harus menonaktifkan sementara sekira 262 pelanggan air minum di wilayah IKK Wae Lengga, Kecamatan Kota Komba. Hal ini menyusul putusnya pipa distribusi air dari sumber Wae Buang di salah satu titik yang sangat sulit untuk mendapatkan perbaikan segera.

Petugas teknis dari lembaga operator air minum di bawah Dinas PUPR Matim itu, telah mengidentifikasi titik kerusakan pipa. Ditemukan, titiknya berada di tebing yang begitu tinggi dan curam. Pada kaki tebing itu, terdapat kolam besar sungai Wae Mokel. Tentu untuk bisa sampai ke lokasi ini, harus berjalan kaki sepanjang sekira 6 kilometer (KM), dan menyusuri Kali Wae Mokel yang amat menantang.

Guna mengatasi hal itu, pihak UPTD SPAM Matim membutuhkan biaya besar dengan nilai di atas Rp 15 juta. Kewenangan ini tentu bukan ada pada unit atau lembaga operator seperti UPTD SPAM.

Unit di bawah pimpinan Fransiskus Yun Aga itu tidak tinggal diam. Atas masalah itu, sosok yang akrab disapa Kevin mengaku telah melapor ke Dinas PUPR agar bisa menganggarkan dana rehabilitasi.

"Lebih kurang ada empat titik pipa yang putus, dan berada di daerah tebing. Sekira 200 meter panjang pipa yang rusak, dan cukup sulit untuk diperbaiki. Selain karena posisi bentangan pipa di tebing, dan dibawanya kolam air, maka solusinya harus tiang penyangga, dan ini butuh biaya besar," ujar Kevin kepada TIMEX di Borong, Rabu (19/7).

Kevin menyebutkan, pihaknya mengalami kesulitan untuk memperbaiki pipa yang putus di tebing itu. Kesulitannya lebih kepada posisi yang tepat untuk meletak alat kerja. Sebab dari jenis pipa dan tingkat kerusakanya, harus menggunakan dua mesin, yakni mesin HDPE dan las juga genzet.

Sehingga, untuk mobilisasi alat kerja tersebut, butuh banyak orang untuk ditandu. Selain itu, melewati jalur ekstrem berjarak 6 Km.

"Kerusakan ini sejak tiga bulan yang lalu. Setelah diidentifikasi dan dalam hasil analisasinya, kita dari UPTD SPAM tidak bisa lakukan perbaikan. Polanya nanti harus dilakukan rehabilitasi, dan nilainya jauh di atas 15 juta. Berarti di sini kemampuan keuangan dan kewenangan rehabilitasi dari UPTD belum bisa. Juga salah satu solusinya nanti harus pindah jalur," jelas Kevin.

Terhadap soal itu, kata Kevin, pihaknya sudah melaporkan ke Dinas PUPR untuk bisa di pertimbangkan. Sehingga bagi 262 pelanggan di IKK Wae Lengga untuk sementara dinonaktifkan layanan distribusi air. Terakhir pelayanan bagi pelanggan di wilayah itu hanya sampai Februari 2023. Sebab pipa putus terjadi pada Maret 2023, akibat longsor di tebing.

Selama air dari sumber Wae Buang tidak mengalir, masyarakat atau pelanggan tertolong atau terbantu dengan air swadaya setempat. Ratusan sambungan rumah (SR) tercatat sebagai pelanggan sejak 2017 lalu. Petugas UPTD SPAM di bawah komando Pejabat Teknis Pemeliharaan, Elias Man Suyukur, baru bisa melakukan identifikasi karena selama ini cuaca kurang bersahabat. 

"Apalagi untuk bisa ke sumber, harus melalui jalur aliran sungai Wae Mokel. Sehinga petugas belum bisa ke sana, karena harus berapa kali menyeberangi sungai. Sekarang arus sungai ini juga baru saja mulai surut. Kapasitas sumber Wae Buang ini cukup besar, yakni 12 liter per detik. Sementara panjang pipa dari sumber reser produksi sekira 8 Km," beber Kevin (*)

Penulis: Fansi Runggat

  • Bagikan