Bupati Agas Komit Kembangkan Desa Bambu di Matim

  • Bagikan
Bupati Matim, Agas Andreas saat menandatangani perjanjian kerja sama dengan YBLL di Borong, Senin (14/8). (FOTO: FANSI RUNGGAT/TIMEX)

BORONG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Bupati Manggarai Timur (Matim), Agas Andreas, mendatangani perjanjian kerja sama dengan Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL) sekaligus membuka kegiatan Sosialisasi Folu Net Sink, di Borong, Senin (14/8).

Penandatanganan ini membuktikan bahwa Pemkab Matim berkomitmen mengembangkan desa bambu di wilayah kabupaten tersebut. Proses penandatanganan yang berlangsung di Aula Lawe Lujang, Kantor Bappelitbangda Kabupaten Matim, Lehong, Desa Gurung Liwut itu dihadiri Head of Program YBLL, Nurul Firmasyah, Kepala Bappelitbangda Matim, Gonsa Tombor, sejumlah pimpinan OPD, staf Bappelitbangda, juga dihadiri, dan Fasilitator Desa, Yosep Kasim.

"Kegiatan ini menunjukan bahwa Pemda Matim bersama YBLL berkomitmen untuk mengembangkan desa bambu Agro -Ekologi di Kabupaten Matim. Pemda Matim tentu sangat mendukung program yang dilakukan oleh YBLL," kata Bupati Agas saat itu.

Menurutnya, bambu merupakan salah satu komoditas non kayu yang penting dalam masyarakat, dan banyak dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan ekologi, ekonomi maupun sosial. Pemanfaatan bambu dalam masyarakat masih tradisional dan belum memaksimalkan peran teknologi dan sains. 

Bupati Agas mengatakan, potensi aktual bambu itu sendiri juga belum maksimal sebagai dasar perencanaan, dan strategi pengembangan bambu. Sedangkan terkait FoluNet, Sink, merupakan program dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dimana sebagai sebuah bentuk komitmen Pemerintah Republik Indonesia (RI) untuk mengurangi emisi gas rumah kaca serta mengendalikan perubahan iklim dan segala dampaknya.

"Targetnya adalah pengembangan agro-ekologi dengan penurunan deforestasi sebesar 55 persen dalam periode 2021-2030, dan pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 31,89 persen. Saya beharap agar bambu di Matim dapat bernilai ekonomi, ekologi, dan sosial," harap Bupati Agas.

Menurutnya, Kabupaten Matim merupakan daerah dengan potensi bambu yang cukup banyak. Hal ini harus dilihat sebagai potensi yang penting untuk dikembangkan. Sehingga bisa memulainya dengan pemetaan dan inventarisasi bambu, lalu mengetahui cara pengembangan dan pemanfaatannya. Bupati Agas pun menyampaikan terima kasih kepada YBLL, untuk upaya pendampingan dan sosialisasi yang telah dilaksanakan selama ini di Matim.

Sementara Koordinator Matim YBLL, Maria Wuda, kepada media ini menjelaskan, YBLL saat ini sedang membangun kemitraan bersama semua pihak terutama dengan pemerintah daerah, dalam rangka mengembangkan program Desa Bambu Agro Ekologi. Di sini untuk mendukung ekonomi hijau melalui pemulihan ekonomi bambu Agroforestry berbasis desa.

"Ada 3 aspek penting yang berkaitan dengan bambu, yaitu ekologi, sosial budaya, dan ekonomi. Pada aspek ekonomi, YBLL bermitra dengan Bamboocoop khusus untuk hilirisasi bambu seperti inisiasi rumah produksi bersama," jelas Maria.

Dijelaskan, strategi program Agro -Ekologi Bambu menerapkan pendekatan 4P, yakni people first, public, dan privat partnership. Pilar Capaian program, yaitu memajukan desa sebagai garda terdepan dalam pengelolaan agroforestry bambu berkelanjutan dan mitigasi bencana, mendukung pencapaian indonesia untuk memenuhi Nationally Determined Contribition dengan pengelolaan karbon compreshensip.

"Salah satu tujuan kemitraan dengan pemda Matim melalui Penandatanganan MoU merupakan pintu masuk dalam melakukan peta jalan dengan semua Stakeholder," ujarnya, (*/aln)

Penulis: Fansi Runggat

  • Bagikan