3 Tahun Terakhir, Angka Kematian Ibu dan Anak di Ende Turun

  • Bagikan
Kadis Kesehatan Kabupaten Ende, dr Aries Dwi Lestari. (FOTO: ALEXIUS RAJA SEKO/TIMEX)

ENDE, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Angka kematian ibu dan anak dalam kurun waktu tiga tahun terakhir di Kabupaten Ende mengalami penurunan yang cukup signifikan. Karena itu pemerintah akan terus melakukan upaya pendampingan terhadap masyarakat, utamanya pasangan suami istri.

"Angka kematian terus menunjukkan penurunan. Karena itu upaya menekan angka kematian akan terus dilakukan," ujar Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kabupaten Ende, dr. Aries Dwi Lestari saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (19/4) lalu.

Dokter Aries mengatakan, berdasarkan data yang ada, jumlah kematian, baik ibu maupun anak serta kematian neonatal juga mengalami penurunan.

Dokter Aries menyebutkan, pada 2020 terjadi 10 kematian ibu lalu tahun 2021 mengalami penurunan, dimana terdapat 7 kasus kematian ibu. Pada tahun 2022 ini, hingga pekan pertama April 2022, kasus kematian ibu terdata sebanyak 2 orang.

Mantan Direktur RSUD Ende ini menjelaskan, untuk kematian Neonatal pada tahun 2020 sebanyak 61 kasus, tahun 2021 sebanyak 44 kasus, dan tahun 2022 sebanyak 22 kasus.

Untuk kasus kematian balita, lanjut dr. Aries, pada 2020 terjadi 5 kasus kemarin, lalu mengalami kenaikan di tahun 2021 sebanyak 6 kasus. Sedangkan untuk tahun ini, hingga April 2022, belum tercatat adanya kasus kematian balita.

"Sejak awal tahun 2022 hingga saat ini, tidak ada kasus kematian balita namun tahun sebelumnya kematian balita 5 kasus di tahun 2020 dan di tahun 2021 terdapat 6 kasus," beber dr. Aries.

Sementara itu, terkait bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) juga mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir. Pada tahun 2019 terdata 12,1 persen BBLR, lalu tahun 2020 turun menjadi 10,9 persen, dan tahun 2021 turun menjadi 9,1 persen.

Berkaitan dengan hal tersebut diatas, dr. Aries menegaskan, pihaknya akan terus melakukan upaya peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Sejak tahun 2017, Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan afirmasi dalam membangun wilayah perbatasan dibidang kesehatan melalui DAK afirmasi.

"Sejak tahun 2019 dibangun Puskesmas dan telah ada 10 Puskesmas yang dibangun melalui DAK afirmasi. Semuanya untuk mendukung pelayanan kesehatan termasuk kesehatan ibu dan anak " ujarnya.

Selain itu, tambah dia, untuk meningkatkan mutu pelayanan juga dibutuhkan tenaga kesehatan medis dan non medisnya. "Kedepannya kami akan terus menekan angka kematian ibu dan anak sejalan dengan peningkatan sumber daya manusia di bidang medis dan non medis serta pembangunan sarana dan prasarana," pungkas dr. Aries. (Kr7)

Editor: Marthen Bana

  • Bagikan