Tingkatkan Kualitas Magang SMK di NTT, Kementan dan LMSINDO Kerja Sama Gelar Workshop

  • Bagikan
Kepala SMK-PP Negeri Kupang, Stepanus Bulu dan jajaran foto bersama Hester Van De Kuilen dari LMSINDO dan tim usai workshop, di SMK-PP Negeri Kupang, Kamis (16/6). (FOTO: Humas SMK-PP Kementan)

KUPANG-Kementerian Pertanian (Kementan) melalui SMK-PP Negeri Kupang bekerjasama dengan LMSINDO meningkatkan kualitas lulusan SMK di Nusa Tenggara Timur (NTT). Upaya itu dilakukan dengan melaksanakan kegiatan pemagangan atau praktik kerja lapangan. Hal itu dilakukan dalam bentuk kegiatan intrinsik SMK, yang mana tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa terkait dunia kerja.

Demi meningkatkan kualitas magang itu, SMK-PP Negeri Kupang bekerjasama dengan LMSINDO telah menggelar workshop bertajuk "Strengthening ATVET Teacher Training in NTT" pada Kamis
(16/6).

Workshop tersebut mengundang para pemangku kebijakan seperti guru atau pembimbing magang, kepala bagian tata usaha, panitia magang, siswa, juga pimpinan perusahaan atau lembaga yang menjadi tempat magang.

Hester Van De Kuilen selaku pemateri dari LMSINDO menjelaskan bahwa selama ini magang kebanyakan belum dilaksanakan dengan prinsip student-centered. Siswa dianggap sama rata dan mempelajari hal yang sama.

Padahal, menurutnya, kebutuhan tiap individu berbeda-beda. Bisa jadi kegiatan magang yang bersifat top-down itu, membuat siswa tidak bersemangat belajar atau bahkan tidak mempelajari apa yang dibutuhkannya. Ia pun memperkenalkan sistem magang dengan prinsip student-centered.

Metode yang Hester kenalkan itu disebut dengan “Personal Professional Development Plan” atau “Rencana Pengembangan Profesional Pribadi”. Dengan metode ini, tiap siswa dapat merencanakan tujuan yang ingin dicapai saat magang, serta pengembangan diri yang ingin dilakukan masing-masing individu.

"Metode ini dibuat dengan tujuan setiap siswa belajar sebanyak mungkin dan meningkatkan kemampuan tiap-tiap individu yang unik," ujar Hester.

Menurut Hester, metode ini telah diterapkan di Belanda, yang dikenal dengan pendidikan vokasinya yang maju.

Workshop yang dimulai sejak pukul 08.00 WITA itu terasa asyik sebab Hester mengajak
semua peserta berpartisipasi. Dialog antara siswa dan para pemangku kebijakan pun terwujud.

Hester selaku pemateri berharap pendidikan vokasi di Indonesia selanjutnya dapat berkolaborasi dengan pelaku di dunia kerja dalam mendidik generasi muda pertanian. “Kami civitas SMK-PP Negeri Kupang merasa senang dengan kerja sama dan workshop ini. Kami berharap workshop ini dapat meningkatkan kualitas magang dan membantu mewujudkan visi sekolah yakni menghasilkan wirausaha muda pertanian,” ujar Kepala SMK-PP Negeri Kupang, Ir. Stepanus Bulu, MP.

Hal tersebut senada dengan arahan Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi. Menurutnya, pendidikan vokasi pertanian ditujukan untuk membangun milenial pertanian Indonesia yang berkualitas, yang mampu menghasilkan job creator dan job seeker. "Kolaborasi yang perlu diperkuat adalah antara industri, akademisi, dan pemerintah," harapnya.

Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo juga menekankan betapa pentingnya membangun institusi pendidikan vokasi untuk pengoptimalan sektor pertanian di masa mendatang. (*)

Penulis: Aisy Karima Dewi

  • Bagikan