58 Desa di Ende Siap Ikut Program TJPS Kemitraan 

  • Bagikan
TJPS KEMITRAAN. Bupati Ende, Djafar Achmad bersama Wabup Erikos Emanuel Rede melakukan penanaman jagung perdana dalam program TJPS Kemitraan di Desa Mautenda, Kecamatan Wewaria, Selasa (8/8). (FOTO: LEXI SEKO/TIMEX)

ENDE, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Sebanyak 85 desa di Kabupaten Ende siap mengikuti dan menyukseskan program Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT), yakni Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) Kemitraan.

Program TJPS merupakan program unggulan yang siap membantu petani dalam meningkatkan pendapatan. Program ini merupakan cetusan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat yang pelaksanaannya melibatkan pihak Bank NTT sebagai penyedia modal dan pihak ketiga sebagai offtaker penyedia saprodi dan penyerap produksi. 

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ende, Marianus Alexander saat ditemui Rabu (10/8), menyebutkan, 85 desa yang mengikuti program tersebut tersebar di 8 kecamatan.

Menurut Marianus, ke-85 desa tersebut telah didata oleh penyuluh lapangan dan PPL terhadap wirausahawan. Diharapkan setidaknya 400an wirausahawan dalam musim tanam Oktober 2022 - Maret 2023 mendatang bisa mengikuti program TJPS Kemitraan ini. "Kita telah mendata setidaknya 85 desa dari 8 kecamatan. Kita harapkan dalam musim tanam Oktober 2022 - Maret 2023, wirausahawan yang terdata bisa mengikuti program ini," harapnya.

Marianus menjelaskan, sebagai bentuk komitmen Pemkab Ende dalam mendukung program ini, Bupati Djafar Achmad bersama Wabup Erikos Emanuel Rede telah melakukan tanam perdana TJPS Kemitraan secara simbolis di Desa Mautenda, Kecamatan Wewaria, Selasa (8/8) lalu. 

Marianus menyatakan, pelaksanaan TJPS Kemitraan untuk musim tanam April - September 2022 dengan target 25 hektare telah dilakukan, namun realisasinya baru 9 hektare, karena masing-masing wirausahawan baru dapat mengelola sebanyak 1 hektare. 

"Persyaratan masing-masing hanya untuk 1 hektare, sementara yang lebih dari 1 hektare nanti baru dilaksanakan pada musim tanam Oktober 2022 - Maret 2023," sebutnya. 

Marianus sebelumnya mengatakan, TJPS dengan pola pembiayaan telah dilakukan sejak 2017 hingga 2019. Namun dalam perjalanan, ada evaluasi dan perbaikan pola sehingga pada tahun 2022 muncul  TJPS Kemitraan. 

"Dari evaluasi dibuat pola baru yakni TJPS Kemitraan, dimana pemerintah sebagai mediator para petani atau wirausahawan, Bank NTT sebagai penyedia modal dan  penyedia sarana dan prasarana atau pihak ketiga," ujarnya. 

Bupati Ende, Djafar Achmad saat acara penanaman jagung program kemitraan TJPS di Desa Mautenda, Kecamatan Wewaria, Senin (8/8), mengatakan, program ini merupakan suatu inovasi dan komitmen masyarakat petani dan komponen masyarakat lain dalam upaya sinkronisasi antara pertanian dan peternakan.

"Ada dua manfaat yang didapat dari program ini. Kalau selama ini tanam jagung panen jagung atau tanam padi panen padi, namun kini tanam jagung kita panen sapi," katanya. 

Bupati Djafar menyebutkan, ini merupakan sebuah bentuk perubahan pola pikir dan pola kerja. Artinya, lanjut dia, dari tanam jagung selain bijinya diambil juga barangnya untuk pakan ternak, khususnya sapi sehingga tidak lagi kekurangan pakan.

Bupati Djafar berharap, para petani tidak mempertahankan pola lama, yakni bekerja dengan hasil seadanya, namun harus merubahnya dalam cara pengelolaan pertanian dan peternakan. "Kepada para penyuluh pertanian, saya berharap untuk serius melakukan pendampingan kepada para petani, terutama dampingan terhadap Program TJPS Kemitraan," pesan Bupati Djafar. 

Dirinya juga berpesan kepada para petani, untuk bisa menjalankan secara sungguh karena akan mendapatkan manfaat pada akhirnya. Karena itu, lanjut Djafar, pemerintah hadir untuk menyejahterahkan masyarakat. (Kr7)

Editor: Marthen Bana

  • Bagikan