Domu Warandoy Sosok Rekan Kerja Hebat, Disiplin, Tegas, dan Komunikator

  • Bagikan
Wakil Ketua DPRD NTT, Inche Sayuna saat melayat Domu Warandoy di Rujab Sekda NTT, Minggu (2/10). (FOTO: INTHO HERISON TIHU/TIMEX)

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Jabatan sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) diemban Umbu Domu Warandoy berlangsung sangat singkat. Domu Warandoy harus tinggalkan jabatan yang ia emban karena meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal yang terjadi Minggu (2/10) dinihari sekira pukul 01.05 Wita.

Domu merupakan mantan Sekda Sumba Timur dan dilantik sebagai Sekda NTT menggantikan Benediktus Polo Maing karena yang memasuki masa pensiun. Domu dilantik Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) di aula El Tari Kupang, pada 13 Juli 2022.

Meski dua bulan lebih menjadi orang nomor satu dijajaran ASN, namun banyak hal yang ditinggalkannya sebagai kenangan. Ada cerita dan kisah yang tak dilupakan orang-orang yang pernah bekerja bersama atau bertemu dengannya.

Misalnya pengakuan yang disampaikan Wakil Ketua DPRD NTT, Inche Sayuna. Selama bermitra, dalam kapasitas sebagai eksekutif dan legislatif, politikus Partai Golkar itu menilai sosok Domu Warandoy merupakan rekan kerja yang hebat, disiplin, tegas, juga komunikator yang hebat.

Relasi sebagai mitra sangat dipahami dengan baik oleh almarhum dan Inche merasa beruntung pernah bekerjasama dengannya. "Saya merasa sangat kehilangan seorang rekan kerja yang hebat. Kebuntuan percakapan bisa dijembatani dengan sangat baik oleh almarhum. Sinergitas yang sehat dan bermartabat sungguh dirajut dengan sangat baik dalam kepemimpinan beliau dan itu sungguh kami rasakan di DPRD," kata Inche.

"Saya percaya Tuhan mengirim dia walau hanya sesaat untuk mengurai benang kusut yang ada di NTT. Sungguh kami merasa sangat kehilangan orang baik ini," tambah Inche.

Dikatakan, kehadiran mantan wartawan itu sebagai Sekda NTT diperhadapkan dengan sejumlah masalah berat yang Domu sendiri tidak ada dan tidak tahu, tapi secara perlahan Domu mampu mengurai benang kusut itu menjadi lebih baik dan terarah.

"Saya ingat betul, dalam pertemuan terakhir saya dengan beliau di ruang transit sebelum masuk sidang Paripurna DPRD NTT tanggal 26 September, kebetulan saya yang pimpin sidang, saya sampaikan ke beliau bahwa ikut teladan Tuhan Yesus. Ketika ia diperhadapkan dengan pilihan pikul salib atau tidak, dia meninggalkan seluruh egonya dan memilih memikul salib. Beliau hanya menunduk dan mengatakan siap," urai Inche.

"Saya sedih kalau ingat pertemuan terakhir dengan beliau. Sangat berkesan dan saya percaya semua kebaikan yang telah ditabur oleh almarhum akan diperhitungkan semuanya oleh Tuhan dan surga tempatnya beliau beristirahat dan tidak akan dapat digantikan oleh siapapun dan oleh apapun. Kami memeluk mama dan anak-anak dalam doa kami semoga Tuhan beri kekuatan dan penghiburan," ungkap Inche. (r3)

Editor: Marthen Bana

  • Bagikan