DPRD Minta Dinas Lakukan Persiapan Secara Matang

  • Bagikan
Siswa kelas IX SMP Negeri 6 Kota Kupang tengah serius menghadapi ujian.

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kupang langsung melakukan pemantauan terhadap proses ujian di sejumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Kupang, setelah menerima aduan dari orang tua murid dan pihak sekolah adanya masalah sistem ujian online di sekolah.

Ketua Komisi IV DPRD Kota Kupang, Theodora Ewalde Taek mengatakan, niat dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kipang tentu sangat baik, agar melaksanakan ujian secara online untuk semua SMP di Kota Kupang.

Namun menurutnya, server yang disiapkan oleh dinas ini tentunya harus dilakukan uji coba terlebih dahulu. Tetapi dalam pelaksanaan ini, ternyata didapati bahwa server yang tersedia tidak siap untuk melayani semua siswa-siswi.

"Server yang ada ini hanya untuk kapasitas 1000 orang tetapi dipaksakan untuk 6.000 siswa-siswi, tentu tidak bisa. Harusnya dari beberapa bulan sebelumnya sudah dipersiapkan, lakukan uji coba agar bisa tahu kendala dan kelemahannya apa," jelasnya saat diwawancarai di Kantor DPRD Kota Kupang, Selasa (9/5).

Ewalde mengaku, dengan adanya kejadian ini, tentu akan berdampak juga pada piskologi anak karena adanya kegelisahan, rasa takut, cemas dan lainnya. Hal ini harus dilakukan evaluasi secara baik dan diperbaiki karena ini merupakan persoalan serius.

"Solusinya sudah dilakukan oleh dinas dengan membagikan soal ini kepada semua sekolah untuk mentransfernya dalam bentuk google form. Kalau mau manual juga tentu ada imbasnya, yaitu pada pemeriksaan hasil ujian, dan membutuhkan waktu yang cukup lama, apa lagi saat ini di era digital, kalau mau sistem digital maka harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik," ungkapnya.

Dia meminta agar pemerintah melakukan koordinasi dan persiapan untuk melakukan perbaikan, termasuk berkoordinasi dengan vendor telkom, untuk bisa perkuat kesiapan untuk sistem digital ini.

Sementara itu, Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Kupang, Alfred Djami Wila mengaku dirinya banyak mendapatkan keluhan baik dari orang tua maupun sekolah.

Ujian kali ini sangat membingungkan para siswa-siswi, mereka juga stres ketika proses ini dilakukan. Dinas mengambil alih tugas dari sekolah. Seharusnya ujian sekolah ini menjadi tanggung jawab pihak sekolah.

"Aplikasi yang dipakai juga sangat amburadul karena ketika dipakai banyak persoalan yang didapati, ada anak yang sudah mengerjakan sampai nomor 10 tetapi tiba-tiba mengalami gangguan dan akhirnya kembali ke nomor satu, waktu untuk mengerjakan satu soal juga sangat lama dan akhirnya membuat anak-anak bosan menunggu," jelasnya.

Dia meminta jika dinas ingin menggunakan aplikasi ini maka setidaknya harus melalui persiapan yang matang dan uji coba secara berulang kali agar jangan terjadi hal hal seperti ini.

"Harus ada persiapan yang matang sehingga siswa siswi tidak dirugikan. Ketika terjadi seperti ini mereka mengalami stres dan takut, dan ditakutkan akan berdampak pada nilai mereka nantinya. Dinas harus persiapkan segala sesuatu secara matang," tambahnya. (r2)

Editor: Intho Herison Tihu

  • Bagikan