Jadi Guru Besar Ke-40 Undana, Ini Pesan Prof. Tjitjik untuk Prof. Maxs Sanam

  • Bagikan
Plt. Sekretaris Ditjen Dikti Kemendikbudristekdikti RI, Prof. Tjitjik Sri Tjahjandarie, Ph.D foto bersama Prof. Maxs Sanam usai pengukuhan guru besar di kampus Undana, Rabu (8/3). (FOTO: RESTI SELI/TIMEX)

Wagub NTT: Belajar Bukan untuk Kampus atau Sekolah, tapi untuk Hidup

KUPANG, TIMEXKUPANG.FAJAR.CO.ID-Rektor Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Prof. Dr. Drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Mikrobiologi dan Parasitologi Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan (FKKH), di Auditorium Undana Kupang, Rabu (8/3).

Sebelumnya, Prof. Maxs telah dinaikkan jabatannya sebagai Guru Besar Bidang Mikrobiologi dan Parasitologi FKKH sejak 1 Februari 2023 lalu dengan angka kredit 850.10 oleh Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Mendikbudristekdikti) RI, Nadiem A. Makarim.

Prof. Maxs dikukuhkan oleh Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristekdikti RI, Prof. Tjitjik Sri Tjahjandarie, Ph.D. Hadir dalam pengukuhan itu sejumlah pejabat daerah, diantaranya Wakil Gubernur (Wagub) NTT, Josef Nae Soi, Kapolda NTT, Kejati NTT, Penjabat Wali Kota Kupang, Mantan Wagub NTT, dan rektor atau pimpinan beberapa universitas di Kota Kupang.

Dengan pengukuhan tersebut, maka Prof. Maxs menjadi Guru Besar ke-40 yang dihasilkan Undana, dan merupakan guru besar pertama yang masih aktif di FKKH.

Di balik pengukuhan tersebut, Prof. Maxs telah meraih beberapa penghargaan akademik yang mendongkrak pendidikannya. Diantaranya merupakan Mahasiswa Berprestasi Akademik di UGM, lulusan cumlaude S1 UGM 1986, Penerima Beasiswa Australia Tahun 1987, Penerima Beasiswa S3 oleh Pemerintah Belanda Tahun 2011, dokter hewan berprestasi di Bidang Akademik oleh Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Tahun 2021.

Dalam prosesi tersebut, Prof. Maxs menyampaikan orasi ilmiahnya berjudul "Peranan Mikrobiologi Veteriner Dalam Pencegahan, Penanganan, dan Pengendalian Penyakit Infeksi Emerging Pada Hewan di Indonesia".

Mikrobiologi veteriner adalah cabang ilmu mikrobiologi yang berkaitan dengan studi mikroorganisme yang mempengaruhi kesehatan hewan, baik itu hewan ternak maupun hewan peliharaan.

Area studi mikrobiologi veteriner: epidemiologi, virologi, bakteriologi, parasitologi, serta pengembangan dan uji coba vaksin dan obat-obatan untuk mengatasi penyakit hewan.

Mikrobiologi veteriner memiliki peran yang sangat penting dalam pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi emerging pada hewan.
Beberapa peran mikrobiologi veteriner dalam pencegahan dan pengendalian penyakit infeksi emerging pada hewan:

  1. Identifikasi patogen penyebab penyakit,
  2. Pengembangan vaksin,
  3. Monitoring keamanan pangan,
  4. Pengendalian dan Eradikasi penyakit, dan
  5. Penelitian dan pengembangan.

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, termasuk ternak, dan hewan liar yang dapat menjadi reservoir penyakit. Karena itu, pencegahan dan pengendalian penyakit hewan di Indonesia merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan hewan, serta untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan mikrobiologi veteriner baik sebagai sains, sumber daya manusia (mikrobiolog dan dokter hewan), dan laboratorium veteriner menawarkan peran untuk diberdayakan dalam kepentingan pencegahan, penanganan, dan pengendalian penyakit.

"Namun itu tidak dapat berperan sendiri, membutuhkan payung hukum dan dukungan kebijakan, partisipasi aktif pemerintah dan masyarakat, dunia pendidikan, insan media, NGO, asosiasi profesi dan lembaga lainnya agar dapat berperan aktif dan efektif dalam pencegahan dan pengendalian penyakit hewan emerging," ungkapnya.

Pengetahuan mikrobiologi veteriner sangat penting, sebab hal itu tidak hanya berdampak pada kesehatan hewan, tetapi juga pada kesehatan manusia dan lingkungan. Karena itu, lanjut Prof. Maxs, perlu adanya peran aktif dari semua pihak terkait dalam meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai pentingnya mikrobiologi veteriner.

"Selain itu, pengembangan teknologi dan inovasi di bidang mikrobiologi veteriner juga sangat dibutuhkan untuk mengatasi kelemahan dalam penanganan penyakit emerging pada hewan di Indonesia," tuturnya.

Dalam hal ini, kolaborasi antara institusi pendidikan, industri, dan pemerintah menjadi sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan teknologi dan inovasi.

Setelah menyampaikan orasi ilmiah, Prof. Maxs memberi ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung dan membantunya hingga dapat meraih jabatan tertinggi dalam pendidikan, yakni guru besar.

Disisi lain, Plt. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek RI, Prof. Tjitjik Sri Tjahjandarie, Ph.D menyampaikan, dengan pengukuhan pemimpin Undana itu, maka dapat mendorong lembaga tersebut untuk terus mengajukan seluruh Sumber Daya Manusia (SDM) di Undana menjadi guru besar.

"Semoga dapat menginspirasi akademisi lain di Undana. Tentunya dengan kemauan yang keras pasti akan mampu mencapai guru besar," tuturnya.

Prof. Tjitjik berpesan, jangan memaknai guru besar hanya sebagai sebuah gelar, melainkan dalam kaitan pengabdian dosen sebagai tenaga pendidik yang profesional dalam mentransformasikan, mengembangkan, dan memberikan kontribusi nyata bagi pendidikan untuk menjadi profesor yang paripurna.

"Sehingga Undana bisa menjadi pelopor pendidikan di Indonesia wilayah Timur. Kami juga tidak lelah mengajak guru besar untuk terus menggali, mengembangkan kebenaran ilmiah yang dapat dihilirkan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Indonesia," ucapnya.

Sementara itu, Wagub NTT, Josef A. Nae Soi mengatakan, belajar bukan untuk kampus atau sekolah, tetapi untuk hidup. "Prof. Maxs sudah mencapai mahkota guru besar itu. Dimana pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan melalui bimbingan pembelajaran bagi peserta didik untuk memiliki kompetensi di masa mendatang," kata Josef.

Setelah prosesi pengukuhan dan pengalungan tanda guru besar, senat meninggalkan ruangan. Lalu diikuti pemberian ucapan selamat kepada Prof. Maxs.

Menariknya, seremoni pengukuhan guru besar itu bertepatan dengan hari ulang tahun ke-58 Prof. Maxs Sanam. (Cr1)

Editor: Marthen Bana

  • Bagikan