Tingkatkan Kapasitas Tenaga Kesehatan Hewan Hadapi Wabah Penyakit

  • Bagikan
RESTI SELI/TIMEX POSE BERSAMA. Wakil Dekan II FKKH Undana, drh. Yohanes T.R.M.R Simarmata, M.Sc pose Bersama para peserta pelatihan di Hotel Sahid T-More, Senin (18/12).

KUPANG,TIMEX.FAJAR.CO.ID - Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan (FKKH) Universitas Nusa Cendana, Bekerja sama dengan Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan Indonesia (AFKHI) dan Indonesia-Australia Red Meat and Cattle Partnership (IARMCP) menggelar Pelatihan Tenaga Kesehatan Hewan Garis Depan di Nusa Tenggara Timur dalam Pengendalian dan Penanggulangan Wabah Penyakit Ternak pada Sektor Peternakan di Indonesia di Hotel Sahid T-more, Senin (18/12).

Pelatihan tersebut diadakan sebagai langkah kritis untuk memperkuat kapasitas petugas kesehatan hewan dalam menghadapi serta menanggulangi wabah penyakit ternak, khususnya dalam sektor peternakan sapi di Indonesia.

Ketua Panitia Kegiatan, Dr. Novalino Kallau mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas, kompetensi, dan jumlah dokter hewan garis depan dan calon dokter hewan dalam menghadapi wabah penyakit hewan ternak yang baru muncul (emerging diseases) maupun yang muncul kembali (re-emerging diseases).

“Sekarang banyak sekali masalah-masalah kesehatan hewan yang menjadi ancaman, misalnya Penyakit Menular Kuku (PMK). Kita berusaha dokter hewan yang ada di NTT tidak masuk ke sini, kita beri penguatan sehingga mereka bisa mempersiapkan diri agar tidak masuk,” ujar Novalino.

Ia menegaskan, kompetensi tenaga Kesehatan hewan garis depan perlu ditingkatkan, khususnya dokter hewan pusat Kesehatan hewan (Puskeswan) dan dokter hewan mandiri praktisi hewan besar.

Para peserta diberikan materi untuk mengenal ancaman-ancaman dan bagaimana sigap mendeteksi secara cepat kemungkinan-kemungkinan penyakit yang masuk, sehingga dalam kegiatan tidak saja dibekali teori melainkan juga apliaktif di lapangan.

“Kita turun ke lapangan dan membuat sebuah kasus yang harus mampu dijawab atau diatasi oleh peserta. Dengan itu mereka bisa memiliki contoh, bagaiman Tindakan untuk mengetahui masalah apa yang ada di lapangan, kemudian mereka kumpulkan data lalu analisis dan membuat Keputusan perlakukan selanjutnya,” jelasnya.

Pihaknya berusaha agar mampu mencegah penyakit yang mengancam Kesehatan hewan secepat mungkin.

Menghadirkan dua narasumber yakni, Dr. Nuryani Zainuddin, M.Si (Direktur Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian) dan Dr. Denny W. Lukman, M.Si (SKHB IPB University). Melibatkan tiga fasilitator, yaitu Drh. Isnaniah Bagenda, M.Si (Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Polewali Mandar), Drh Zulkifli Tabali, M.Sc. (Dinas Peternakan Provinsi NTT) dan Drh. Yeremia Y. Sitompul, M.Sc. (FKKH Undana). (Cr1)

  • Bagikan