Jokowi Apresiasi Kualitas SDM dan Sarana Prasarana SMK

  • Bagikan
KUNJUNGAN. Presiden Jokowi didampingi Gubernur Khofifah meninjau SMKN 3 Malang. Sumber foto: (Radar Surabaya)

Kunci Sukses Pendidikan Menuju Indonesia Emas 2045

JAKARTA, TIMEX.FAJAR.CO.ID- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memuji kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), sarana prasarana, dan manajemen di SMK Negeri 3 Malang saat kunjungan kerjanya pada Kamis (14/12).

Presiden menyebut SMK Negeri 3 Malang yang terbaik karena melihat sendiri praktik siswa di berbagai ruang praktik yang sangat baik.

“Selama saya berkunjung ke beberapa wilayah, SMKN 3 Malang ini yang terbaik karena saya melihat sendiri praktik teman-teman tadi di ruang kecantikan kulit, ruang tata busana, dan ruang tata boga,” ungkapnya.

Selain memuji SDM yang ada di SMKN 3 Malang, Presiden Jokowi juga mengapresiasi sarana prasarana.
Salah satunya alat praktik hingga pola manajemen pendidikan yang dinilai sangat baik.

Sementara itu, Gubernur Khofifah mengatakan pendidikan menjadi salah satu sektor yang menjadi perhatian utama.

Sebab, hal itu sebagai tolak ukur menyiapkan generasi pelajar SMK menyongsong Indonesia Emas 2045.
Menurutnya, tantangan dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja (dudika) semakin kompetitif.

Beberapa industri bahkan sudah beralih pada teknologi. Untuk itu, sekolah vokasi atau SMK di Jatim harus terus beradaptasi terhadap hal ini.

“Dengan peningkatan, penguatan kapasitas, kemampuan, dan kompetensi yang dimiliki akan membuka peluang lulusan SMK untuk semakin diterima di dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja (dudika).
Dan Alhamdulillah tingkat serapan lulusan SMK di Jatim terus meningkatkan, dan TPT lulusan SMK di Jatim terus menurun,” jelasnya.

Khofifah juga menekankan pentingnya tracer study agar bisa dimanfaatkan pemerintah sebagai evaluasi dan monitoring lulusan SMK bagi sekolah.

Sebab tracer study erat kaitannya dengan program bursa kerja khusus SMK.

“Tracer study menjadi bekal bagi kami khususnya untuk melihat peta lulusan SMK. Apakah sudah banyak terserap industri atau justru banyak pengangguran. Ini modal kita untuk evaluasi, salahnya di mana. Apakah pada kompetensi atau kurikulum yang digunakan," katanya.

Capaian tracer study itu, lanjut Khofifah, peluang bagi Jatim dalam menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dari lulusan SMK.

Seiring berbagai upaya peningkatan kompetensi yang terus dilakukan Pemprov Jatim bersama Dudika agar kompetensi lulusan SMK di Jatim sesuai kriteria.

“Banyak dari siswa SMK sudah dipesan oleh perusahaan ketika mereka berada di kelas XI atau XII. Tentunya ini menjadi bagian dari upaya kami untuk terus menurunkan TPT yang signifikan di Jawa Timur,” katanya.

Diketahui Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) lulusan SMK di Jawa Timur dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tren penurunan TPT lulusan SMK tercatat sejak 2020 hingga 2022. Masih menurut data BPS, pada Agustus 2020, TPT SMK tercatat 11,89 persen, turun jadi 9,54 persen pada Agustus 2021, dan kembali turun jadi 6,70 persen pada Agustus 2022.

"Dengan kondisi tersebut, lulusan SMK tidak lagi menjadi TPT tertinggi menurut tingkat pendidikan.
Bahkan, menurut hasil tracer study Kemendikbudristek, TPT lulusan SMK Jatim tahun 2022 hanya 3,3 persen," pungkasnya.

Dengan perbaikan terus menerus, SMK diharapkan meluluskan tenaga kerja berkompeten dan adaptif terhadap kemajuan teknologi.

Hal ini penting agar lulusannya dapat bersaing dan berkontribusi optimal pada pembangunan di era Indonesia Emas 2045. (jpc/thi)

  • Bagikan