Tantangan Menorehkan Kisah Gila

  • Bagikan
Friedhelm Funkel

MAGIS MASTER FUNKEL

XABI Alonso boleh saja menorehkan kesuksesan dengan membawa Bayer Leverkusen menembus lagi final DFB-Pokal. Tetapi, DFB-Pokal bagi lawan Xabi, der trainer FC Kaiserslautern Friedhelm Funkel seperti taman bermain. Final kali ini jadi kali ketiga.

Final yang mencatatkan nama Funkel sebagai pelatih keempat yang sukses mengantarkan tiga klub berbeda ke final DFB-Pokal. Sebelum bersama FCK, Funkel melakukannya bersama MSV Duisburg pada musim 1997–1998 dan Eintracht Frankfurt (2005–2006).

Bukan hanya sebagai juru taktik. Funkel juga pernah merasakan atmosfer final DFB-Pokal sebagai pemain. Yakni, pada 1981 bersama FCK dan kembali ke sana empat musim kemudian bersama Bayer 05 Uerdingen (kini bernama KFC Uerdingen 05).

Meski, dari semua capaian final tersebut, hanya sekali Funkel berjodoh dengan trofi juara. Yakni, sebagai pemain Bayer 05 Uerdingen saat mengalahkan tim yang lebih difavoritkan, Bayern Munchen, dengan skor 2-1 dalam final 1984–1985.

Sukses itulah yang ingin diulang Funkel di Olympiastadion bersama FCK pada 26 Mei mendatang. Bisa menyandingkan gelar juara sebagai pemain dan pelatih. Menyusul nama-nama seperti Ludwig Janda, Alfred Schmidt, Thomas Schaaf, Jupp Heynckes, Niko Kovac, dan Hansi Flick.

’’Aku tak pernah bermimpi kembali ke Berlin lagi (mencapai final DFB-Pokal, Red). Apalagi kalau ditarik ke belakang, sebelum dua bulan terakhir,” ucap Funkel kepada ARD.

Capaian Funkel kali ini memang luar biasa. Pasalnya, pria 70 tahun itu baru menukangi FCK per 14 Februari lalu. Bersamanya, FCK mendulang 42,86 persen kemenangan. Dari tujuh laga, klub berjuluk Die Roten Teufel itu mencatat menang tiga kali, seri dua kali, dan kalah dua kali. ”Sepak bola selalu menuliskan kisah-kisah gila di dalam hidupku. Hal seperti itulah yang jadi tantangan,’’ imbuh Funkel. (ren/c18/dns/jpg/rum)

  • Bagikan